Khusus untuk kamu yang bentar lagi mau lulus kuliah atau baru aja lulus kuliah, mungkin sekarang kamu lagi bingung: “Gimana sih cara biar bisa cepat dapet kerja yang cocok?” Nah, jawabannya nggak melulu soal CV, surat lamaran, atau IPK doang—tapi juga portofolio. Tapi, kamu nggak bisa asal bikin portofolio, ya karena ada tips membuat portofolio agar bisa cepat dilirik HRD.
Sebagai seorang yang dulu juga pernah bingung bikin portofolio yang juga pernah ngerasain jungkir baliknya cari kerja, saya ngerti banget rasanya mikir, “Gue belum punya pengalaman kerja, gimana mau bikin portofolio?” Tenang, saya juga mulai dari nol. Dan justru dari situlah saya ngerti pentingnya punya portofolio yang nggak cuma rapi, tapi juga punya “nyawa” alias kelihatan siapa diri kamu sebenarnya.
So, di artikel ini saya bakal ajak kamu ngobrol soal tips membuat portofolio untuk mahasiswa yang baru mau mulai kerja. Let’s go!
Kenapa Mahasiswa Harus Punya Portofolio?

Pertama-tama, yuk kita lurusin dulu anggapannya tentang portofolio, bukan hanya sekedar tips membuat portofolio aja. Banyak yang mikir portofolio cuma buat anak desain atau anak DKV. Padahal, mahasiswa dari jurusan apa pun bisa—dan harus—punya portofolio. Entah kamu anak teknik, komunikasi, psikologi, sampai pertanian, portofolio bisa bantu kamu nunjukin kemampuan yang mungkin nggak kebaca dari CV biasa.
Portofolio itu kayak inventory dalam game RPG. Bayangin kamu lagi apply kerja, HRD itu kayak NPC yang bakal ngecek inventory kamu buat lihat “senjata” atau “skill” apa aja yang kamu punya. Nah, portofolio itu tempat kamu naro semua item penting: proyek tugas akhir, organisasi, magang, karya pribadi, bahkan eksperimen iseng yang ternyata keren.
Jadi, biar kamu langsung dilirik sama HRD, penting banget buat tahu apa aja sih tips membuat portofolio yang bagus dan menarik. Penasaran? Yuk, langsung kamu terapkan saja semua tips membuat portofolio berikut ini!
Portofolio Nggak Harus Nunggu Kerja Dulu
Ini salah satu miskonsepsi paling sering saya temui tentang portofolio. Banyak yang nunda bikin portofolio karena merasa belum punya “karya” yang layak ditunjukkan. Padahal, justru dari kampus lah kamu bisa mulai isi portofolio kamu. Contohnya:
- Tugas besar dari mata kuliah? Masukin.
- Proyek kelompok yang kamu coding-in? Masukin.
- Desain poster buat acara BEM? Masukin.
- Jadi MC di seminar kampus? Tulis sebagai pengalaman public speaking.
Ingat, yang penting adalah cara kamu menyajikan informasi itu. Bukan hanya apa yang kamu kerjakan, tapi gimana kamu menyelesaikannya, tantangan apa yang kamu hadapi, dan hasil akhirnya gimana.
Format Portofolio: Online vs. Offline

Karena kita hidup di zaman digital, portofolio online jelas lebih fleksibel dan gampang di-share dan dipamerkan dan menjadi salah satu tips membuat portofolio yang paling relevan zaman sekarang. Tapi bukan berarti portofolio offline itu nggak penting. Kalau kamu lagi apply kerja ke instansi pemerintahan atau datang langsung ke job fair, portofolio fisik tetap berguna. Untuk portofolio online, kamu bisa coba:
- Google Sites – Gratis, simpel, dan bisa diatur kayak website profesional.
- Wix atau Canva Website Builder – Banyak template estetik, cocok buat kamu yang visual banget.
- Behance atau Dribbble – Buat anak desain atau UI/UX, platform ini adalah surga.
- Notion – Buat yang suka tampil clean dan minimalis, Notion bisa jadi opsi portofolio yang out of the box.
Nah, sebelumkamu masuk tahap tips membuat portofolio, coba dulu baca artikel 7 Cara Membuat Portofolio Mahasiswa: Siap Hadapi Dunia Kerja! ini deh.
Tips Membuat Portofolio untuk Mahasiswa yang Efektif
Oke, sekarang kita masuk ke bagian inti: gimana sih caranya bikin portofolio yang bisa bikin HRD langsung tertarik? Apa aja sih tips membuat portofolio yang bisa kamu terapkan sekarang juga? Nih, tips membuat portofolio gampang banget, langsung cobain ini deh!
1. Mulai dengan Personal Branding yang Jelas

Tips membuat portofolio yang pertama adalah kamu harus kenal siapa diri kamu, apa yang kamu suka, dan mau jadi apa. Ini penting banget supaya portofolio kamu punya arah. Contohnya: kalau kamu suka dunia konten kreatif, kamu bisa bilang kamu tertarik jadi content strategist atau social media manager.
Deskripsikan diri kamu dengan cara yang jujur tapi menarik. Bagian ini bisa kamu tulis di halaman “About Me” atau pengantar di awal portofolio.
2. Pilih Karya Terbaik, Bukan Terbanyak
Tips membuat portofolio selanjutnya ini bukan tentang siapa yang punya portofolio terbanyak, tapi siapa yang paling bisa nunjukin kualitas. Cukup 4-6 proyek yang relevan, asal kamu bisa jelasin dengan baik prosesnya.
Misalnya kamu anak teknik informatika maka kamu bisa tampilkan 1-2 website yang kamu buat, 1 aplikasi mobile, dan dokumentasi project skripsi. Daripada numpuk 10 proyek yang kamu juga nggak yakin bagus atau nggaknya. Cobaij tips membuat portofolio ini deh!
3. Ceritakan Proses Kerja
Portofolio yang hanya menampilkan hasil akhir itu kayak cutscene tanpa gameplay. Kasih tahu bagaimana kamu nyelesain proyek itu. Tools apa yang kamu pakai, problem apa yang muncul, dan gimana kamu nyelesainnya.
Ini juga menjadi salah satu tips membuat portofolio yang bikin kamu terlihat punya problem-solving skill, bukan cuma jago “tugas tempel”.
4. Tambahkan Mockup atau Simulasi

Kalau kamu belum punya pengalaman kerja profesional, kamu bisa bikin mock project. Misalnya, kamu ingin jadi social media officer, coba bikin konten dan caption untuk brand fiktif. Tambahin visualnya, dan tampilkan di portofolio.
Dengan tips membuat portofolio ini nunjukin bahwa kamu punya inisiatif dan kreativitas, bahkan sebelum dikasih kerjaan beneran.
5. Jangan Lupa Soft Skill dan Organisasi
Nggak semua hal dalam portofolio harus teknikal. Kalau kamu aktif organisasi, jadi panitia, atau ikut volunteer, masukin aja! Tapi tetap tulis dengan jelas: apa peranmu, apa pencapaiannya, dan apa pelajaran yang kamu ambil.
Soft skill kayak teamwork, leadership, dan komunikasi itu justru jadi pembeda di antara pelamar yang skill-nya mirip-mirip. Tips membuat portofolio satu ini paling dilirik oleh rekruter lho.
6. Desain Portofolio yang Sederhana Tapi Menarik
Nah, tips membuat portofolio selanjutnya adalah soal desain portofolionya. Kamu nggak perlu jadi UI designer buat bikin portofolio yang enak dilihat. Tapi ada beberapa hal basic yang perlu kamu perhatiin:
- Gunakan maksimal 2–3 warna utama.
- Pilih font yang mudah dibaca (hindari font aneh-aneh).
- Gunakan layout grid atau kolom biar rapi.
- Hindari terlalu banyak animasi atau elemen yang bikin loading lama.
Ingat, tujuan portofolio adalah menyampaikan informasi, bukan sekadar bikin “wow” tapi bikin bingung.
7. Tambahkan Resume dan Kontak Aktif

Portofolio udah bagus banget karena kamu ikutin semua tips membuat portofolio ini. Tapi, kamu lupa satu hal, yaitu resume dan kontak. Wah… jangan sampai deh! Kenapa? Tanpa adanya resume dan kontak ini maka perusahaan yang tertarik merekrutmu bakal bingung harus menghubungi kemana? Jadi, pastikan portofolio kamu memiliki beberapa informasi dasar berikut ini:
- Nama lengkap dan foto profil profesional (nggak harus formal banget, asal rapi).
- Link ke akun LinkedIn atau GitHub (jika ada).
- Resume atau CV singkat (bisa download atau embed).
- Kontak aktif: email, nomor HP, atau bahkan akun media sosial profesional.
Ini bikin HRD lebih mudah untuk follow-up tanpa harus cari data kamu ke mana-mana.
8. Minta Feedback dari Teman
Ini juga tips membuat portofolio yang bisa kamu terapkan di akhir. Sebelum kamu sebar portofoliomu ke mana-mana, ada baiknya kamu minta teman kamu buat review dulu. Kadang kita nggak sadar ada typo, desain berantakan, atau narasi yang terlalu panjang.
Pilih teman yang jujur dan ngerti konteks kerjaan, ya. Bisa juga kamu gabung ke komunitas di Discord atau grup Telegram anak UI/UX, desain, atau content writer untuk minta feedback dari orang luar.
9. Update Portofolio Secara Berkala

Ini adalah tips membuat portofolio yang sering dilupain. Portofolio yang bagus itu kayak akun ranked Mobile Legends: harus terus di-upgrade. Tambahin proyek baru, hapus yang udah nggak relevan, atau ganti layout biar kelihatan fresh.
Kamu bisa jadwalkan 3–6 bulan sekali buat cek portofolio dan update isinya. Nggak harus besar-besaran, cukup tambahin 1–2 hal kecil atau revisi konten yang sudah ada.
10. Gunakan Laptop yang Mumpuni Buat Bikin Portofolio
Oke, tips membuat portofolio yang ini agak teknis tapi penting. Nggak semua mahasiswa punya laptop yang kuat buat buka banyak tab, edit visual, atau rendering proyek. Kalau kamu merasa laptop kamu mulai ngos-ngosan pas buka Canva, Figma, atau Premiere, mungkin ini saatnya upgrade.
Saya pribadi merekomendasikan ASUS—khususnya seri ASUS Vivobook atau ASUS Zenbook yang tipis, ringan, tapi performanya nggak kaleng-kaleng. Beberapa teman content creator juga pakai ASUS ExpertBook P3 karena ringan dan udah support AI noise cancellation buat meeting online.
Kalau kamu anak desain atau animasi, bisa pertimbangkan ASUS ROG Flow Z13, yang bisa digabung sama eGPU (kayak XG Mobile) biar render video atau proyek 3D kamu tetap smooth tanpa overheat. Plus, tampilannya keren banget—auto dapet “bonus branding” kalau kamu lagi pamerin portofolio depan klien.
Nah, itu tadi obrolan panjang kita soal tips membuat portofolio untuk mahasiswa. Intinya, portofolio bukan cuma buat kamu yang udah kerja—justru saat kamu masih mahasiswa, kamu udah bisa (dan sebaiknya mulai) bikin portofolio sebagai bekal ke dunia kerja.
Bikin portofolio itu bukan sekali jadi. Butuh waktu, revisi, dan eksplorasi. Tapi makin sering kamu update, makin kamu kenal sama keahlianmu sendiri So, ayo mulai sekarang. Nggak harus langsung sempurna. Yang penting mulai dulu—dan terus kamu kembangkan.