Kamu pernah nggak, lagi nongkrong sambil bahas kuliah akhir, terus ada temen yang nyeletuk, “Gue udah mulai skripsi, lo TA gimana?” Padahal kalian sama-sama semester akhir. Momen kayak gini sering bikin bingung karena banyak mahasiswa belum ngerti perbedaan skripsi dan tugas akhir, apalagi kalau kamu masih belum yakin, mana yang sebenarnya wajib buat jenjang S1 dan mana yang untuk D3. Padahal, meskipun sering disamakan, skripsi dan tugas akhir itu punya karakteristik dan tuntutan yang beda banget—baik dari sisi bentuk, tujuan, sampai cara pengerjaannya.
Kalau kamu masih suka ketukar atau bingung jawab waktu ditanya dosen atau senior soal perbedaan skripsi dan tugas akhir, berarti kamu harus banget baca pembahasan ini sampai tuntas. Saya bakal bahas semuanya dengan cara yang paling simple tapi tetap detail, biar kamu makin paham dan nggak salah langkah waktu masuk ke tahap akhir perkuliahanmu.
Perbedaan Skripsi dan Tugas Akhir: Nggak Sama, Tapi Mirip!
Dari awal masuk kuliah, banyak dari kita udah dikasih tahu soal “tugas akhir” sebagai syarat kelulusan. Tapi ketika mulai naik semester, ternyata istilah itu bercabang: ada yang bilang skripsi, ada yang tetap nyebut tugas akhir. Lalu apa perbedaan skripsi dan tugas akhir?
Kata penting yang perlu kamu pahami dulu: skripsi itu salah satu bentuk dari tugas akhir. Tapi nggak semua tugas akhir itu skripsi. Gampangnya, skripsi itu istilah khusus buat program Sarjana (S1), sementara tugas akhir lebih umum dan sering dipakai di jenjang D3 atau program vokasi.
Masih bingung? Oke, kalau begitu, kamu bisa baca dulu perbedaan skripsi dan tugas akhir berikut ini.
1. Jenjang Pendidikan: S1 vs D3

Oke, ini perbedaan skripsi dan tugas akhir paling mendasar. Kalau kamu kuliah di program Sarjana (S1), biasanya kamu akan mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusan. Tapi kalau kamu mahasiswa Diploma (D3), maka kamu akan diminta menyelesaikan tugas akhir.
Perlu kamu catat juga, beberapa program S1 di bidang terapan seperti teknik atau seni kadang tetap menggunakan istilah “tugas akhir” karena sifatnya lebih praktikal. Tapi mayoritas kampus akan menyebut karya ilmiah mahasiswa S1 sebagai skripsi.
2. Bentuk Karya: Tulisan Ilmiah vs Proyek Praktik
Nah, ini yang bikin banyak mahasiswa bingung. Skripsi itu pasti bentuknya karya tulis ilmiah. Kamu harus bikin laporan penelitian dengan sistematika akademik, mulai dari pendahuluan sampai daftar pustaka. Kamu akan diminta menguji hipotesis, menganalisis data, dan menyusun kesimpulan dari hasil penelitianmu.
Sedangkan tugas akhir lebih fleksibel. Khususnya untuk D3, tugas akhir bisa berupa:
- Proyek desain produk
- Aplikasi atau software
- Karya seni
- Laporan pengembangan sistem
- Studi kasus di lapangan
Contohnya, kalau kamu kuliah D3 Teknik Informatika, tugas akhirmu bisa berupa aplikasi mobile sederhana yang kamu rancang sendiri. Atau kalau kamu D3 Desain Komunikasi Visual, bisa jadi tugas akhirmu adalah membuat kampanye visual untuk isu tertentu.
3. Tujuan: Penelitian Teoritis vs Penerapan Praktis

Perbedaan skripsi dan tugas akhir selanjutnya adalah tujuannya. Skripsi itu punya misi: menghasilkan kontribusi ilmiah, sekecil apa pun, untuk bidang yang kamu pelajari. Jadi jangan heran kalau pembimbing kamu akan rewel soal metodologi penelitian, pengolahan data, dan tinjauan pustaka. Semuanya harus benar-benar akademik dan bisa dipertanggungjawabkan.
Sementara itu, tugas akhir punya tujuan yang lebih ke arah penerapan pengetahuan yang kamu pelajari di kelas. Kamu ditantang untuk menunjukkan bahwa kamu bisa menyelesaikan masalah nyata dengan kemampuan yang kamu punya. Makanya, tugas akhir sering mengharuskan kamu buat terjun langsung ke lapangan, bikin produk nyata, atau bahkan melakukan observasi.
4. Lingkup dan Tingkat Kesulitan
Kalau saya bisa ibaratkan perbedaan skripsi dan tugas akhir, skripsi itu kayak maraton akademik. Kamu butuh stamina buat riset, nulis, revisi, dan pertahankan ide kamu di hadapan dosen penguji. Tingkat kesulitannya tinggi karena kamu dituntut untuk mandiri dan akademis.
Sedangkan tugas akhir lebih seperti sprint. Waktunya lebih pendek, tapi fokusnya ke produk atau output yang jelas. Misalnya bikin aplikasi, membuat analisis studi kasus, atau proyek lapangan.
Tapi jangan salah, tugas akhir juga bukan berarti gampang, ya. Tetap butuh logika, riset, dan kreativitas.
5. Metodologi: Ketat vs Fleksibel

Skripsi = Metodologi baku. Kamu harus familiar dengan pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Referensinya harus ilmiah, pengolahan datanya harus rapi, dan struktur penulisannya harus sesuai standar akademik. Format umumnya: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan.
Tugas akhir = Metodologi bisa fleksibel. Tergantung output-nya apa. Kalau kamu membuat aplikasi, maka metodologi bisa berupa tahapan pembuatan aplikasi, uji coba, dan evaluasi. Kalau kamu mengerjakan kajian pustaka, maka metodenya bisa berupa studi literatur.
6. Evaluasi dan Pengujian
Kedua-duanya wajib diuji di hadapan dosen penguji. Tapi, pengujian skripsi lebih fokus pada argumentasi ilmiah dan validitas data. Kamu harus bisa menjelaskan dasar teori, logika penelitian, dan alasan kenapa memilih metode tertentu.
Tugas akhir, khususnya di D3, lebih menekankan ke presentasi hasil dan manfaat produk atau proyek yang kamu kerjakan. Bisa jadi kamu nggak perlu terlalu banyak menyebut teori, tapi harus menunjukkan bahwa apa yang kamu buat punya nilai praktis dan bisa diterapkan.
7. Batas Waktu Pengerjaan

Ini juga perbedaan skripsi dan tugas akhir yang cukup kentara. Biasanya:
- Skripsi dikerjakan dalam 1-2 semester terakhir. Terkadang bisa molor karena revisi dari dosen pembimbing bisa panjang.
- Tugas akhir biasanya dikerjakan hanya dalam satu semester. Karena fokus ke produk atau proyek, pengerjaannya pun lebih padat dan intens.
8. Contoh Nyata di Lapangan
Misalnya kamu adalah mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi maka kamu mungkin akan membuat skripsi tentang analisis framing berita di media online selama pandemi. Kamu harus riset, coding data, dan menarik kesimpulan teoritis.
Tapi kalau kamu D3 Komunikasi Visual, tugas akhirmu bisa berupa perancangan kampanye iklan layanan masyarakat tentang kesehatan mental, lengkap dengan desain visualnya. Penekanannya ada pada proses kreatif dan output visual, bukan teori.
9. Format Penulisan: Striktif vs Adaptif

Skripsi hampir selalu punya format tetap: jumlah bab, jenis huruf, spasi, margin, dan lain-lain harus sesuai panduan kampus. Nggak bisa asal-asalan.
Tugas akhir kadang punya format berbeda-beda tergantung prodi. Ada yang hanya membuat laporan proyek. Ada juga yang membuat karya utama dan dilengkapi deskripsi singkat. Tapi tetap harus rapi dan sesuai pedoman.
Jadi, Skripsi Atau Tugas Akhir: Mana yang Lebih Berat?
Jawabannya… tergantung jenjang pendidikan dan jurusan kamu. Skripsi memang cenderung lebih berat dari sisi penulisan ilmiah dan teori, tapi tugas akhir juga punya tantangan tersendiri—apalagi kalau kamu harus bikin produk atau proyek sendiri.
Yang penting, dua-duanya sama-sama jadi bukti bahwa kamu sudah siap masuk ke dunia kerja atau jenjang pendidikan selanjutnya. Jadi, daripada sibuk membandingkan, mending fokus nyelesain dengan strategi terbaik.
Sekarang kamu udah tahu, kan, perbedaan skripsi dan tugas akhir? Intinya adalah:
- Skripsi = untuk S1, berbentuk karya ilmiah penuh.
- Tugas Akhir = untuk D3 atau program vokasi, bisa lebih praktikal dan bervariasi bentuknya.
- Skripsi lebih menekankan teori dan kontribusi akademik.
- Tugas akhir lebih ke penerapan pengetahuan dan produk nyata.
Apapun yang kamu hadapi sekarang, entah itu skripsi atau tugas akhir, percaya deh, kamu bisa melaluinya asal punya strategi yang tepat. Jangan terlalu perfeksionis, tapi juga jangan asal-asalan. Kamu nggak sendiri, banyak mahasiswa yang juga berjuang bareng kamu!
Dan kalau kamu butuh perangkat tempur buat ngerjain semuanya, pertimbangkan punya laptop ASUS Vivobook Go 14. Ringan, cepat, dan pas banget buat mobilitas mahasiswa Gen Z yang aktif kayak kamu.
Semangat terus ya! Karena di ujung skripsi atau tugas akhirmu, ada toga dan gelar yang siap menanti!