Perbedaan Zotero dan Mendeley ini memang kadang bikin bingung karena dua-duanya sering banget direkomendasikan dosen atau teman sebagai software manajemen referensi yang bisa bantu ngatur daftar pustaka, simpan artikel, bahkan bikin kutipan otomatis di Word atau Google Docs.

Keduanya gratis untuk versi basic, tapi punya fitur premium juga. Nah, bagian fitur premium ini yang menjadi perbedaan Zotero dan Mendeley. Selain fitur, perbedaan Zotero dan Mendeley juga terasa di bagian tampilan, kemudahan aksesnya, sampai ke urusan harga dan penyimpanan.

Jadi, kalau kamu lagi galau milih mana yang paling cocok buat nugas atau skripsian, yuk simak penjelasan lengkapnya perbedaan Zotero dan Mendeley, biar kamu bisa pilih yang paling pas buat kebutuhanmu.

Perbedaan Zotero dan Mendeley

Sebelum kamu memutuskan mau pakai Zotero atau Mendeley, pahami dulu perbedaan Zotero dan Mendeley baik dari segi teknis maupun user experience-nya supaya kamu makin yakin untuk memilih software terbaik penunjang kuliah.

1. Cara Instalasi dan Akses

Perbedaan Zotero dan Mendeley 1

Perbedaan Zotero dan Mendeley yang pertama dari sisi akses dan instal aplikasinya. Nggak semua orang suka ribet dengan install aplikasi, apalagi kalau harus daftar ini-itu dulu. Ini bedanya:

  • Zotero bisa langsung kamu install di laptop tanpa harus daftar akun dulu. Jadi, kalau kamu tipe yang pengen langsung coba aplikasi tanpa ribet, Zotero ini bagus banget. Tapi, kalau kamu mau sinkronisasi data ke cloud biar bisa diakses di device lain, baru deh harus daftar akun Zotero.
  • Mendeley beda cerita. Dari awal, kamu wajib daftar akun dulu sebelum bisa pakai aplikasinya. Semua data kamu bakal langsung tersimpan di cloud Mendeley, jadi aksesnya memang lebih terpusat dan aman, tapi ya harus siapin email buat daftar.

2. Penyimpanan dan Sinkronisasi

Perbedaan Zotero dan Mendeley yang selanjutnya soal penyimpanan. Ini fitur yang penting banget buat kamu yang suka koleksi banyak PDF atau artikel. Kapasitas storage dan cara sinkronisasi bisa jadi penentu kenyamanan kamu selama pakai aplikasi.

  • Mendeley kasih kamu 2GB cloud storage gratis di akun basic. Ini lumayan gede buat mahasiswa yang baru mulai. Kalau ternyata butuh lebih, kamu bisa upgrade ke premium, sekitar $55/tahun buat 5GB dan $130/tahun buat 10GB. Semua file dan referensi kamu bisa diakses di mana aja selama login.
  • Zotero cuma kasih 300MB cloud storage gratis, memang lebih kecil dari Mendeley. Tapi, perbedaannya dengan Mendeley adalah Zotero ngasih opsi buat pakai cloud eksternal kayak Google Drive atau Dropbox buat simpan file PDF. Tapi, kalau mau upgrade storage di Zotero, mulai dari sekitar $20/tahun buat 2GB.

3. Fitur PDF dan Anotasi

Perbedaan Zotero dan Mendeley 2

Perbedaan Zotero dan Mendeley juga ternyata di fitur PDF dan anotasi yang bakal kerasa banget buat kamu yang suka baca dan highlight artikel langsung di aplikasi. Dengan fitur ini kamu bisa membayangkan bagaimana workflow kamu pas ngerjain tugas atau skripsi.

  • Mendeley punya PDF viewer built-in yang bisa kamu pakai buat highlight, kasih catatan, dan langsung simpan anotasi di dokumen. Jadi, kamu nggak perlu aplikasi tambahan buat baca dan tandain bagian penting di PDF.
  • Zotero juga bisa simpan PDF, tapi fitur anotasinya nggak sekomplit Mendeley. Kalau kamu butuh anotasi yang lebih advance, biasanya harus pakai aplikasi pihak ketiga.

4. Integrasi dengan Word dan Google Docs

Perbedaan Zotero dan Mendeley juga kelihatan banget waktu kamu bikin kutipan otomatis di Word atau Google Docs. Integrasi dengan Word dan Google Docs ini penting banget biar kamu nggak ribet ngetik manual daftar pustaka.

  • Mendeley punya plugin “Mendeley Cite” yang bisa dipakai di Word (baik di Windows, Mac, bahkan iPad). Proses insert kutipan dan daftar pustaka jadi gampang banget, tinggal klik aja.
  • Zotero punya plugin buat Word, LibreOffice, dan Google Docs. Jadi, kalau kamu sering nulis di Google Docs, Zotero lebih fleksibel dan bisa diandalkan.

5. Kemudahan Impor Referensi

Perbedaan Zotero dan Mendeley 4

Dari sisi impor referensi juga menjadi penentu bedanya antara Zotero dan Mendeley. Soalnya, makin gampang ngimpor referensi, makin cepat juga kamu ngerjain tugas.

  • Zotero unggul banget buat ngambil referensi dari berbagai website, katalog library, bahkan halaman web biasa. Cukup klik ikon di browser, referensi langsung masuk ke library kamu. Ini salah satu perbedaan Zotero dan Mendeley yang bikin Zotero jadi favorit buat yang suka cari referensi dari banyak sumber.
  • Mendeley juga punya web importer, tapi kadang hasilnya nggak seakurat Zotero, terutama buat sumber non-jurnal atau website umum. Jadi, kalau kamu sering ambil referensi dari web, perbedaan ini bisa jadi pertimbangan.

6. Kolaborasi dan Sharing

Buat kamu yang sering kerja kelompok atau riset bareng teman, pertimbangkan juga fitur kolaborasi. Kolaborasi yang lancar bikin kerjaan kelompok makin efisien.

  • Mendeley bisa bikin grup (maksimal 5 grup di akun gratis, 25 anggota per grup). Kalau mau lebih, harus upgrade ke premium. Fitur ini cocok buat kamu yang sering nugas bareng teman.
  • Zotero nggak ada batasan jumlah grup atau anggota, bahkan bisa bikin grup publik buat sharing referensi ke siapa aja. Ini salah satu perbedaan yang bikin Zotero lebih fleksibel buat kolaborasi dalam lingkup yang besar.

7. Customisasi dan Plugin

Perbedaan Zotero dan Mendeley 3

Perbedaan Zotero dan Mendeley juga ada di bagian customisasi dan plugin, terutama untuk kamu yang suka ngoprek aplikasi atau butuh fitur tambahan sesuai kebutuhan.

  • Zotero open-source, jadi banyak plugin buatan komunitas yang bisa nambahin fitur sesuai workflow kamu. Mulai dari plugin buat integrasi ke aplikasi lain, sampai fitur-fitur khusus yang nggak ada di versi standar.
  • Mendeley lebih terbatas, fiturnya udah “paket” dari developernya, jadi nggak bisa nambah plugin seenaknya. Jadi, jelas kalau Zotero lebih disukai sama mahasiswa yang suka eksperimen.

8. User Interface (Tampilan)

Soal tampilan, perbedaan Zotero dan Mendeley juga bisa jadi pertimbangan, apalagi buat kamu yang suka aplikasi dengan desain tertentu.

  • Mendeley tampilannya modern, clean, dan user-friendly. Cocok banget buat pemula yang pengen langsung ngerti dan nggak mau ribet belajar fitur baru.
  • Zotero tampilannya lebih sederhana dan minimalis, tapi kadang font-nya kecil dan beberapa fitur “ngumpet” di menu. Jadi, butuh waktu adaptasi buat yang baru pertama kali pakai.

9. Kompatibilitas dan Dukungan Platform

Perbedaan Zotero dan Mendeley 5

Perbedaan Zotero dan Mendeley dari sisi kompatibilitas juga penting, apalagi kalau kamu sering ganti-ganti device atau butuh akses di mana aja.

  • Mendeley bisa diakses lewat aplikasi desktop, web, dan dulu sempat ada mobile app (tapi sekarang udah nggak dikembangin lagi). Jadi, aksesnya lebih terbatas di mobile.
  • Zotero punya aplikasi desktop, web, dan ada aplikasi iOS resmi. Untuk Android, ada aplikasi pihak ketiga yang bisa dipakai.

10. Biaya dan Value for Money

Terakhir, perbedaan Zotero dan Mendeley dari sisi biaya dan value for money juga nggak kalah penting buat mahasiswa yang pengen hemat.

  • Mendeley: gratis untuk fitur dasar, tapi kalau butuh storage dan kolaborasi lebih luas harus bayar. Jadi, kalau kamu butuh fitur premium, siap-siap keluar biaya ekstra.
  • Zotero: gratis untuk fitur utama, storage bisa diakalin pakai cloud eksternal, dan plugin gratisan banyak. Jadi, bisa dibilang kalau Zotero lebih ramah di kantong mahasiswa.

Mana yang Lebih Bagus untuk Mahasiswa?

Mana yang Lebih Bagus untuk Mahasiswa

Nah, setelah tahu perbedaan Zotero dan Mendeley, pasti kamu tetap memiliki pertanyaan: “Jadi, mana yang lebih bagus buat mahasiswa?” Jawabannya, tergantung kebutuhan dan gaya kerja kamu. Tapi, saya kasih beberapa alasan biar kamu bisa milih dengan mantap:

Pilih Zotero Kalau Kamu…

Kalau kamu sering ambil referensi dari berbagai sumber online dan suka customisasi aplikasi, maka Zotero cocok buat kamu yang butuh fleksibilitas tinggi, mau sharing referensi ke banyak orang tanpa batasan grup, dan nggak masalah dengan storage kecil karena bisa pakai cloud eksternal.

Selain itu, perbedaan Zotero dan Mendeley juga terlihat kalau kamu sering nulis di Google Docs dan pengen aplikasi open-source yang lebih fleksibel.

Pilih Mendeley Kalau Kamu…

Buat kamu yang sering kerja bareng tim atau kelompok riset, perbedaan Zotero dan Mendeley jelas terasa di fitur kolaborasinya di mana punya Mendeley lebih rapi. Mendeley juga pas buat yang suka baca dan anotasi PDF langsung di aplikasi, pengen tampilan modern, dan butuh storage cloud lebih besar tanpa ribet.

ASUS Zenbook 14 OLED (UM3406)

Jadi, perbedaan Zotero dan Mendeley itu nggak cuma soal fitur, tapi juga soal gaya kerja dan kebutuhan kamu sebagai mahasiswa. Kalau kamu tipe yang suka eksplorasi, pengen aplikasi open-source, dan sering ambil referensi dari mana aja, Zotero bisa jadi pilihan terbaik.

Tapi kalau kamu lebih suka aplikasi yang “all-in-one”, gampang buat anotasi PDF, dan sering kerja bareng tim, Mendeley bisa jadi andalan.

Saran saya, coba aja dua-duanya sebentar, rasain mana yang paling nyaman buat workflow kamu. Jangan lupa, apapun pilihanmu, pastikan laptop kamu juga mendukung kerja multitasking dan penyimpanan file referensi yang banyak.

Kamu bisa coba pakai ASUS Zenbook 14 OLED UM3406, yang layarnya super tajam dan nyaman buat baca PDF lama-lama, plus performanya kenceng banget buat multitasking nugas. Jadi, selain software, hardware juga penting biar nugas dan skripsian makin lancar tanpa drama laptop lemot.

Listiorini Ajeng Purvashti

Listiorini Ajeng Purvashti

Leave a Comment