Kalau kamu lagi kuliah—apalagi yang udah masuk semester akhir—pasti mulai sering denger tiga istilah ini: skripsi, tesis, dan disertasi. Dan buat kamu yang masih di semester awal atau bahkan baru mau masuk kuliah, istilah ini mungkin bikin mikir, “Skripsi itu kayaknya berat banget, apalagi tesis dan disertasi?” Eits, tenang dulu karena kali ini kita bakal bahas perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi. Jadi kamu bisa punya bayangan, tugas akhir di setiap jenjang kuliah itu ngapain aja, dan sejauh mana kamu harus siap-siap dari sekarang.
Apa Itu Skripsi, Tesis, dan Disertasi?

Sebelum ngomongin perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi, yuk kenalan dulu satu per satu masing-masing definisinya!
- Skripsi: Ini tugas akhir buat mahasiswa Strata 1 (S1). Biasanya dikerjakan di semester akhir (sekitar semester 7 atau 8), dan jadi syarat buat lulus dan dapet gelar Sarjana. Topiknya nggak harus “menemukan sesuatu yang baru banget”, yang penting kamu bisa nunjukin kalau kamu paham dan bisa menerapkan ilmu yang sudah kamu pelajari.
- Tesis: Naik level ke Strata 2 (S2), kamu akan ketemu tesis. Nah, tugas akhir ini udah mulai masuk ke ranah penelitian serius. Di sini kamu nggak cuma menerapkan ilmu, tapi juga mengembangkan teori atau pengetahuan yang sudah ada.
- Disertasi: Ini level Strata 3 (S3) alias jenjang doktor. Tantangannya jelas lebih berat. Disertasi wajib menghasilkan sesuatu yang original, entah itu teori baru, pendekatan baru, atau temuan penting yang bisa berdampak ke masyarakat atau dunia akademik.
Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Oke, sebenarnya dari definisi dan penjelasan singkatnya aja udah ketahuan apa saja perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi. Nah, sekarang langsung kita bahas aja perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi ini, yuk!
1. Jenjang Pendidikan

Perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi yang pertama, kita mulai dari yang paling kelihatan: jenjang kuliah. Ketiga istilah ini merujuk pada tugas akhir di jenjang yang berbeda, dan masing-masing punya karakteristik sendiri.
- Skripsi ditulis oleh mahasiswa jenjang Strata 1 (S1), biasanya di semester akhir, sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana.
- Tesis adalah tugas akhir mahasiswa Strata 2 (S2) atau Magister, dengan fokus penelitian yang lebih mendalam.
- Disertasi dibuat oleh mahasiswa Strata 3 (S3) untuk meraih gelar Doktor, dan tingkat kompleksitasnya jauh lebih tinggi.
Jadi intinya perbedaan skripsi, tesis dan disertasi adalah, makin tinggi jenjang pendidikanmu, makin besar juga tantangan yang harus kamu hadapi.
2. Tujuan Penulisan
Walaupun semuanya berupa karya ilmiah, ternyata ada perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi soal tujuannya. Perbedaan ini penting buat tahu seberapa jauh kamu harus eksplorasi dan kontribusi ke dunia akademik.
- Skripsi bertujuan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari selama kuliah ke dalam konteks nyata atau kasus tertentu.
- Tesis punya tujuan lebih tinggi, yaitu mengembangkan pengetahuan atau teknologi yang sudah ada. Jadi kamu harus menunjukkan adanya nilai tambah dari penelitianmu.
- Disertasi adalah yang paling tinggi, karena bertujuan untuk menemukan teori atau konsep baru yang benar-benar orisinal dan berdampak terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Singkatnya, skripsi itu implementasi, tesis itu pengembangan, dan disertasi itu penciptaan.
3. Kedalaman Masalah

Tingkat kedalaman masalah yang kamu angkat juga jadi salah satu perbedaan paling mencolok. Makin tinggi jenjangnya, makin kamu dituntut buat mengupas masalah secara mendalam dan kompleks.
- Di skripsi, topik yang diangkat biasanya bersifat sederhana dan tidak terlalu mendalam. Permasalahannya sering kali diambil dari fenomena empiris sehari-hari.
- Di tesis, masalah yang diangkat harus teoritis dan empiris, dengan pendekatan multidisiplin. Kamu dituntut melakukan kajian literatur yang lebih luas dan detail.
- Di disertasi, kamu harus menggali permasalahan yang sangat spesifik, mendalam, dan kompleks, bahkan sampai melibatkan pendekatan interdisiplin atau transdisiplin.
Intinya, kalau skripsi cuma ngupas permukaan, tesis udah masuk ke inti masalah, dan disertasi sampai ke akar-akarnya.
4. Tingkat Kemandirian Mahasiswa
Salah satu aspek penting lainnya dalam perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi adalah seberapa mandiri kamu harus mengerjakan tugas akhir tersebut. Soalnya, dosen pembimbing nggak selalu bisa nemenin terus sepanjang jalan.
- Di skripsi, bimbingan biasanya cukup intensif. Mahasiswa umumnya memegang tanggung jawab sekitar 60%, sisanya dibantu dosen pembimbing.
- Di tesis, kamu dituntut lebih mandiri. Porsinya naik jadi 80% mahasiswa, dan pembimbing hanya memberikan arahan umum.
- Di disertasi, hampir semua pekerjaan—90%—harus kamu kerjakan sendiri. Dosen pembimbing hanya berperan sebagai penilai akhir dan pemberi masukan strategis.
Jadi kalau kamu orang yang suka bimbingan terus-menerus, persiapkan mental dari sekarang, apalagi kalau kamu lanjut sampai S3.
5. Model Analisis dan Rumusan Masalah

Model analisis dan jumlah rumusan masalah juga sangat mencerminkan kompleksitas tugas akhir yang menjadi perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi yang paling mencolok. Ini jadi indikator seberapa dalam kamu mengolah data dan teori.
- Skripsi biasanya punya 1–2 rumusan masalah dengan model analisis sederhana sampai sedang.
- Tesis menuntut kamu buat mengolah minimal 3 rumusan masalah menggunakan model analisis tingkat sedang hingga tinggi.
- Disertasi harus punya lebih dari 3 rumusan masalah yang dijawab lewat analisis mendalam dan kompleks, bahkan melibatkan lintas disiplin ilmu.
Jadi kalau di skripsi kamu bisa cukup puas dengan analisis deskriptif, di tesis dan disertasi kamu harus bermain di level teori dan sintesis.
6. Metode Statistik dan Teknik Penelitian
Di balik angka-angka dan grafik, metode statistik yang digunakan juga menunjukkan tingkat kedalaman tugas akhirmu. Ini juga sering jadi momok karena nggak semua mahasiswa nyaman dengan angka.
- Skripsi biasanya menggunakan metode statistik dasar seperti uji kualitatif, uji regresi, korelasi, atau uji beda sederhana.
- Tesis menggunakan metode yang lebih kompleks seperti Structural Equation Modeling (SEM), path analysis, atau multivariat lanjutan.
- Disertasi menggabungkan semua metode tersebut dengan pendekatan yang lebih multidisiplin dan berbobot, bahkan sampai ke tingkat modeling atau SLR (Systematic Literature Review).
Semakin tinggi tingkat studi, semakin kamu harus akrab dengan software statistik dan analisis data lanjutan.
7. Tingkat Keaslian Penelitian

Mau nggak mau, tingkat orisinalitas penelitianmu juga makin tinggi dari skripsi ke disertasi. Bukan cuma asal beda, tapi kamu harus punya nilai ilmiah yang baru. Nih penjelasannya:
- Skripsi boleh banget replikasi dari penelitian sebelumnya dengan studi kasus atau lokasi yang berbeda.
- Tesis harus ada keaslian dari pendekatan atau perspektif yang diambil, meskipun topik bisa mirip dengan penelitian lain.
- Disertasi wajib original dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Kamu dituntut untuk menemukan teori, model, atau pendekatan baru yang berdampak besar.
Kalau di skripsi kamu masih bisa “nyontek ide” dari jurnal lama, di disertasi kamu harus jadi trendsetter di bidangmu.
8. Publikasi dan Daftar Pustaka
Semua tugas akhir wajib mengacu pada sumber ilmiah, tapi level tuntutannya beda-beda. Ini juga bisa jadi acuan seberapa dalam literatur yang kamu baca.
- Skripsi biasanya cukup dengan 20 referensi, dan publikasinya cukup di internal kampus atau jurnal nasional.
- Tesis perlu minimal 40 referensi, dan sebaiknya dipublikasikan secara nasional.
- Disertasi harus punya lebih dari 60 referensi dan ditargetkan publish di jurnal internasional bereputasi.
Ini penting karena publikasi jadi bentuk nyata kontribusi kamu ke dunia ilmiah.
9. Pembimbing dan Penguji

Nah, yang ini juga sering dilupakan sebagai perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi padahal cukup berpengaruh: siapa yang akan membimbing dan mengujimu.
- Skripsi biasanya dibimbing dan diuji oleh dosen yang minimal bergelar magister.
- Tesis dibimbing oleh dosen bergelar doktor atau magister dengan pengalaman luas.
- Disertasi hanya dibimbing oleh profesor atau doktor senior, karena levelnya memang sudah sangat tinggi.
Makanya, relasi dan komunikasi dengan pembimbing sangat penting biar proses bimbingan kamu tetap lancar dan produktif.
Dari semua perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi ini, satu hal yang nggak boleh kamu lupakan adalah alat yang kamu pakai selama proses ngerjain tugas akhir, salah satunya adalah laptop. Laptop yang kuat, ringan, dan nyaman buat multitasking bisa jadi penentu kenyamanan dan kelancaran kamu. Contohnya?
Kalau kamu butuh laptop yang kuat buat riset, ngolah data, atau bahkan bikin konten sambil ngerjain tugas akhir, saya saranin ASUS ROG Flow Z13 (2025) buat yang suka fleksibilitas dan performa gaming, atau ASUS ProArt PZ13 Copilot+ PC kalau kamu anak desain, komunikasi, atau bisnis. Dua-duanya tipis, ringan, powerful, dan udah support AI Copilot+, cocok banget buat mahasiswa Gen Z yang multitasking.
Kalau kamu udah tahu perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi, sekarang tinggal siapin langkah kamu ke depan. Mau di level S1, S2, atau bahkan S3 nanti—semuanya butuh proses, konsistensi, dan pastinya, laptop yang bisa diandalkan. Semangat ya!