Meski masih mahasiswa, tapi sebaiknya kamu hindari deh pusing-pusing bikin CV buat ngelamar kerja. Jangan asal comot template, karena beda tujuan dan posisi, beda juga format CV-nya. Banyak dari kita yang belum ngerti betapa pentingnya jenis CV lamaran kerja yang sesuai. Padahal ini salah satu hal pertama yang dilihat HRD, lho.
Yuk, kita bahas bareng berbagai jenis CV lamaran kerja yang bisa bantu kamu tampil standout dan dilirik rekruter. Dari CV yang cocok buat kamu yang belum punya pengalaman, sampai yang pas buat kamu yang udah pernah freelance sana-sini. Siapin catatan, ya!
Jenis CV Lamaran Kerja
Sebenarnya jenis CV lamaran kerja itu nggak banyak, cuma ada empat saja. Meski cuma dikit, tapi kamu harus berpikir strategis kalau mau diterima kerja dengan memilih jenis CV lamaran kerja yang sesuai. Yuk, simak semua penjelasan, kelebihan, sampai kekurangan jenis CV lamaran kerja ini!
1. CV Kronologis: Si Jujur yang Bisa Tunjukin Perjalanan Karier Kamu

CV kronologis adalah jenis CV lamaran kerja pertama yang harus kamu pahami. Kalau kamu udah punya pengalaman kerja, walau cuma magang atau freelance selama kuliah, CV kronologis ini bisa jadi pilihan paling aman.
Di sini, informasi disusun berdasarkan urutan waktu, dari yang terbaru ke yang paling lama. Cocok banget buat kamu yang pengin nunjukin track record profesional yang rapi dan konsisten.
Kelebihan CV Kronologis:
- Gampang dibaca dan dipahami HRD
- Menunjukkan progres karier kamu secara jelas
- Cocok buat yang udah punya pengalaman kerja nyata
Tapi…
- Kurang cocok kalau kamu masih fresh graduate tanpa pengalaman
- Kalau ada jeda waktu (gap) dalam riwayat kerja, langsung kelihatan deh
Misalnya kamu pernah kerja part-time jadi content writer atau pernah PKL di kantor pemerintahan, cantumkan dengan jelas tahun dan pencapaiannya. Gunakan bahasa aktif dan tunjukkan hasil kerja nyata.
2. CV Fungsional: Solusi Buat Kamu yang Minim Pengalaman

Jenis CV lamaran kerja ini cocok buat kamu yang mungkin belum punya pengalaman kerja profesional, tapi punya banyak skill dari project kuliah, organisasi, atau volunteer. Struktur CV ini lebih fokus ke keterampilan yang kamu miliki daripada urutan pengalaman kerja.
Kelebihan CV Fungsional:
- Nyorotin skill utama yang kamu kuasai
- Cocok buat kamu yang baru mulai cari kerja
- Bisa bantu “menutupi” gap dalam pengalaman kerja
Kekurangannya:
- Nggak semua HRD familiar sama format ini
- Kadang dianggap terlalu umum dan kurang kontekstual
Contohnya, kalau kamu jago ngedit video dan udah pernah bantuin UKM bikin konten TikTok, kamu bisa tulis keterampilanmu lengkap dengan tools yang kamu kuasai—kayak CapCut, Adobe Premiere, dan sejenisnya.
3. CV Kombinasi: Buat Kamu yang Punya Skill & Pengalaman Seimbang

Kalau kamu udah pernah kerja atau magang, tapi juga punya skill tertentu yang ingin ditonjolkan, CV kombinasi bisa jadi pilihan yang tepat. Jenis CV lamaran kerja ini menggabungkan keunggulan CV kronologis dan fungsional. Skill kamu ditaruh di bagian awal, lalu diikuti dengan pengalaman kerja yang mendukung.
Kelebihan CV Kombinasi:
- Menyorot keterampilan dan pengalaman sekaligus
- Menunjukkan kamu punya kemampuan sekaligus rekam jejak kerja
- Cocok untuk kamu yang mau upgrade karier atau pindah bidang tapi masih relevan
Tapi hati-hati…
- Kalau nggak disusun rapi, CV bisa jadi terlalu panjang
- Bisa membingungkan HRD kalau terlalu banyak informasi
CV kombinasi ini keren banget kalau kamu punya pengalaman freelance yang nggak selalu formal tapi tetap memiliki prestasi. Misalnya, kamu pernah jadi admin konten freelance dan punya sertifikat pelatihan digital marketing.
4. CV Kreatif: Saat Desain dan Visual Jadi Senjata Utama

Nah, buat kamu yang kuliah di jurusan desain, DKV, atau jurusan kreatif lainnya, CV kreatif adalah jenis CV lamaran kerja yang bisa banget jadi ajang pamer skill. Bukan cuma dari isi, tapi tampilannya pun harus estetik dan menunjukkan kepribadian kamu. Biasanya, CV jenis ini dibuat penuh warna, pakai font keren, bahkan dilengkapi ikon atau infografis.
Kelebihan CV Kreatif:
- Menarik secara visual, bikin HRD tertarik lihat lebih jauh
- Cocok banget buat ngelamar kerja di industri kreatif (agensi, startup, media, dll)
- Sekalian jadi portofolio visual
Kekurangannya:
- Bisa gagal terbaca oleh sistem ATS (Applicant Tracking System)
- Kurang cocok buat melamar ke perusahaan konvensional atau sektor formal
Kalau kamu pakai laptop ASUS Gaming K16 (K3605), desain CV kreatif bisa kamu kerjain dengan lancar di Figma atau Adobe Illustrator. Layarnya 16 inci yang lega dan GPU RTX 2050 bikin rendering desain jadi smooth banget.
Cara Milih Jenis CV Lamaran Kerja yang Tepat

Oke, dari semua jenis CV lamaran kerja di atas, mungkin kamu jadi bingung: yang mana sih yang paling pas buat aku? Tenang, ini beberapa pertimbangan yang bisa bantu kamu pilih:
1. Lihat Dulu Tujuanmu
Kamu lagi apply ke perusahaan agensi atau BUMN? Kalau agensi, CV kreatif bisa jadi senjata. Kalau perusahaan formal, mending main aman pakai CV kronologis atau kombinasi.
2. Cek Pengalaman Kerja Kamu
Kalau kamu belum punya pengalaman profesional, CV fungsional adalah jenis CV lamaran kerja yang paling OKE untuk dipilih. Tapi kalau udah pernah magang atau kerja freelance, kamu bisa coba CV kombinasi.
3. Pahami Jenis Industri
Industri desain, media, dan startup biasanya lebih open terhadap CV kreatif. Tapi kalau kamu mau masuk ke bidang hukum, keuangan, atau pemerintahan, mending hindari terlalu banyak warna dan elemen visual.
4. Pertimbangkan Format ATS-Friendly
Kebanyakan perusahaan besar pakai sistem ATS. Jadi meskipun kamu jago desain, ada baiknya tetap sediakan versi CV ATS (hitam putih, font standar, dan layout rapi) biar lolos filter pertama.
Tips Rahasia Biar CV Kamu Dilirik HRD

Sekarang, saya mau kasih kamu beberapa bocoran yang bisa bantu CV kamu lebih menonjol di mata HRD—nggak cuma keren, tapi juga efektif buat tembus seleksi awal.
- Gunakan bahasa yang ringkas dan to the point. HRD cuma punya waktu beberapa detik buat baca CV kamu, jadi hindari paragraf panjang dan kalimat muter-muter. Tulis yang penting aja, langsung kena sasaran.
- Highlight pencapaian pakai angka. Angka bisa bantu kamu kasih bukti konkret. Misalnya, daripada nulis “mengelola akun media sosial”, coba ganti jadi “meningkatkan engagement IG sebesar 40% dalam 2 bulan”.
- Pakai bullet point biar rapi dan gampang dibaca. Format ini bikin informasi kamu lebih jelas. Gunakan poin-poin buat menjelaskan tugas, tools yang dipakai, dan hasil kerja.
- Sisipkan link ke portofolio atau LinkedIn. HRD bisa langsung cek hasil kerja kamu tanpa perlu cari-cari lagi. Tambahan kecil ini bisa bikin kamu satu langkah lebih unggul dari pelamar lain.
- Pilih template yang ATS-friendly. Nah, ini penting banget! Banyak perusahaan pakai ATS (Applicant Tracking System) buat nyaring CV secara otomatis. Jadi, pastikan CV kamu bisa dibaca sistem ini—hindari desain terlalu ramai, pakai font standar, dan simpan file dalam format PDF atau DOCX.
Tapi, CV ATS-Friendly Itu Termasuk Jenis CV atau Bukan?
Jawabannya: bukan. CV ATS-friendly itu bukan jenis CV seperti kronologis, fungsional, atau kombinasi. Tapi lebih ke format atau gaya penulisan yang sesuai dengan sistem ATS. Artinya, kamu bisa bikin CV kronologis, fungsional, atau kombinasi dalam versi ATS-friendly.
Jadi, kamu udah tahu belum jenis CV lamaran kerja yang paling cocok buat kamu? CV itu bukan sekadar formalitas, tapi senjata awal kamu buat menembus persaingan dunia kerja. Salah format, bisa-bisa CV kamu nggak dibaca sama sekali. Tapi kalau kamu paham tipe-tipe CV dan kapan harus pakai yang mana, peluang kamu dilirik HRD bakal jauh lebih besar.
Terakhir, jangan lupa: kerjaan bikin CV bakal jauh lebih gampang dan cepat kalau kamu pakai laptop yang mendukung. Laptop kayak ASUS Gaming K16 atau ROG Flow Z13 bisa bantu kamu multitasking dari browsing info lowongan, ngetik CV, sampai desain portofolio. Jadi, investasi ke laptop yang pas itu nggak kalah penting dari isi CV kamu sendiri.
Semangat, ya! Yuk, mulai rancang CV kamu sekarang juga, dan pastiin kamu pakai jenis CV lamaran kerja yang bikin HRD langsung bilang: “Wah, ini calon kuat, nih!”